Mahasiswa IPB Siap Awasi Kesehatan Hewan Kurban
agen poker - Penjualan hewan kurban sudah mulai
marak di masyarakat. Untuk itu, masyarakat diminta hati-hati dan teliti
agar tidak membeli hewan yang terjangkit penyakit.
Menanggapi kebutuhan masyarakat akan kesehatan hewan kurban, Institut
Pertanian Bogor (IPB) menerjunkan 565 mahasiswa Fakultas Kedokteran
Hewan (FKH) untuk mengawasi mutu dan kesehatan hewan kurban. Mereka akan
diturunkan ke wilayah Bogor, Depok dan DKI Jakarta.
"Kami kirimkan para calon dokter yang memang ahli, tidak mahasiswa sarjana. Agar hewan dan daging kurban yang dikonsumsi tidak hanya halal tapi juga layak. Tidak hanya sehat, tapi juga layak secara umum dan umur," kata Wakil Panitia Pemeriksa Kesehatan Hewan dan Daging Kurban, Drh Ardilasunu Wicaksono, Rabu (9/9/2015).
Ardi membeberkan, pihaknya akan mengirimkan 125 mahasiswa dari FKH. Ada 70 mahasiswa diterjunkan ke wilayah Kabupaten Bogor, 70 mahasiswa ke Kota Depok, 300 mahasiswa ke DKI Jakarta dan delapan orang ke Kepulauan Seribu. Para mahasiswa ini diberangkatkan pada H-1 Idul Adha untuk daerah Kepulauan Seribu, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok. Sedangkan untuk DKI Jakarta dan Kota Bogor diberangkatkan pada hari H.
"Kegiatan rutin ini dilakukan FKH IPB sejak 1984. Pelepasan para petugas pemeriksa akan dilakukan pada 17 September oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Prof Muladno, Walikota dan Bupati Bogor, serta Rektor IPB," ungkapnya.
Berdasarkan laporan, kata Ardi, beberapa wilayah di Kabupaten Bogor termasuk wilayah endemis antraks. Namun, hingga kini pihaknya belum mendapat laporan ditemukannya kasus antraks di Bogor.
Umumnya, penyakit yang sering menjangkiti hewan kurban, khususnya sapi adalah orf atau keropeng di sekitar mulut dan pink eye. Hewan kurban juga berpotensi mengalami stres selama di perjalanan dan di tempat penampungan.
"Pink eye biasanya karena sindromik saja, kalau dibiarkan akan hilang sendiri. Tidak bahaya seperti cacing hati pada sapi. Untuk mengantisipasi stres, harus diperhatikan juga kesejahteraan hewan," bebernya.
Ardi menyarankan, para penjual hewan kurban tidak menjajakan hewan mereka di pinggir jalan. Selain itu, para pembeli juga harus teliti dalam membeli hewan kurban.
"Harus sehat. Ciri-cirinya lincah dan tidak menyendiri. Dari segi fisik, matanya cerah, kulitnya tidak kusam, anus tidak ada diare, dan usianya juga harus mencukupi," terangnya.
Jika memilih domba dan kambing, usianya harus sudah mencapai satu tahun. Sedangkan usia minimal sapi yang dapat dikurbankan adalah 1,5 tahun.
"Kemudian harus dipastikan juga kalau hewan kurban yang dibeli dalam keadaan tidak cacat, misalnya tidak buta, dan jumlah testis lengkap," imbuhnya.
"Kami kirimkan para calon dokter yang memang ahli, tidak mahasiswa sarjana. Agar hewan dan daging kurban yang dikonsumsi tidak hanya halal tapi juga layak. Tidak hanya sehat, tapi juga layak secara umum dan umur," kata Wakil Panitia Pemeriksa Kesehatan Hewan dan Daging Kurban, Drh Ardilasunu Wicaksono, Rabu (9/9/2015).
Ardi membeberkan, pihaknya akan mengirimkan 125 mahasiswa dari FKH. Ada 70 mahasiswa diterjunkan ke wilayah Kabupaten Bogor, 70 mahasiswa ke Kota Depok, 300 mahasiswa ke DKI Jakarta dan delapan orang ke Kepulauan Seribu. Para mahasiswa ini diberangkatkan pada H-1 Idul Adha untuk daerah Kepulauan Seribu, Kabupaten Bogor, dan Kota Depok. Sedangkan untuk DKI Jakarta dan Kota Bogor diberangkatkan pada hari H.
"Kegiatan rutin ini dilakukan FKH IPB sejak 1984. Pelepasan para petugas pemeriksa akan dilakukan pada 17 September oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Prof Muladno, Walikota dan Bupati Bogor, serta Rektor IPB," ungkapnya.
Berdasarkan laporan, kata Ardi, beberapa wilayah di Kabupaten Bogor termasuk wilayah endemis antraks. Namun, hingga kini pihaknya belum mendapat laporan ditemukannya kasus antraks di Bogor.
Umumnya, penyakit yang sering menjangkiti hewan kurban, khususnya sapi adalah orf atau keropeng di sekitar mulut dan pink eye. Hewan kurban juga berpotensi mengalami stres selama di perjalanan dan di tempat penampungan.
"Pink eye biasanya karena sindromik saja, kalau dibiarkan akan hilang sendiri. Tidak bahaya seperti cacing hati pada sapi. Untuk mengantisipasi stres, harus diperhatikan juga kesejahteraan hewan," bebernya.
Ardi menyarankan, para penjual hewan kurban tidak menjajakan hewan mereka di pinggir jalan. Selain itu, para pembeli juga harus teliti dalam membeli hewan kurban.
"Harus sehat. Ciri-cirinya lincah dan tidak menyendiri. Dari segi fisik, matanya cerah, kulitnya tidak kusam, anus tidak ada diare, dan usianya juga harus mencukupi," terangnya.
Jika memilih domba dan kambing, usianya harus sudah mencapai satu tahun. Sedangkan usia minimal sapi yang dapat dikurbankan adalah 1,5 tahun.
"Kemudian harus dipastikan juga kalau hewan kurban yang dibeli dalam keadaan tidak cacat, misalnya tidak buta, dan jumlah testis lengkap," imbuhnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar