Melawan Trawl, Nelayan: Kami yang Bakar atau Ditindak Tegas
agen poker - Nelayan di Pantai Malabero, Bengkulu
geram dengan keberadaan kapal trawl atau kapal yang menggunakan pukat
harimau, saat mencari ikan di perairan Bengkulu. Pasalnya keberadaan
mereka sejak beberapa pekan terakhir berdampak pada berbagai kerugian
bagi wilayah perairan setempat. Selain itu, nelayan setempat saat ini
masih menggunakan cara tradisional.
Terkait hal tersebut, nelayan mengancam akan menenggelamkan dan membakar kapal nelayan yang menggunakan trawl jika hingga akhir September masih mencari ikan di perairan Bengkulu.
Kepada okezone, Wakil Ketua I Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Bengkulu mengatakan, kapal nelayan yang menggunakan trawl diduga berasal dari salah satu kelurahan di Kota Bengkulu.
Namun, kata dia, tindakan tegas terhadap kapal tersebut sama sekali belum disikapi pemerintah setempat. Pemerintah semestinya tidak menutup mata atas persoalan tersebut.
''Saat ini kami sudah geram dengan kapal nelayan yang masih menggunakan trawl. Jika memang tidak ada tindakan dari pemerintah, maka nelayan pantai jakat, malabero akan mengambil sikap sendiri. Kami yang bakar dan tenggelamkan atau pemerintah yang tindak tegas,'' kata Romi, kepada okezone, Minggu (13/9/2015).
Batas akhir yang diberikan kepada pemerintah, lanjut Romi, adalah penghujung September. Sebelumnya, pihak HNSI Kota Bengkulu akan melayangkan surat ke pemerintah Provinsi Bengkulu dan ke DPRD Provinsi Bengkulu.
''Kami akan layangkan surat dulu. Jika memang tidak ada sikap maka nanti nelayan akan mengambil sikap sendiri,'' tegas Romi.
Terkait hal tersebut, nelayan mengancam akan menenggelamkan dan membakar kapal nelayan yang menggunakan trawl jika hingga akhir September masih mencari ikan di perairan Bengkulu.
Kepada okezone, Wakil Ketua I Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Bengkulu mengatakan, kapal nelayan yang menggunakan trawl diduga berasal dari salah satu kelurahan di Kota Bengkulu.
Namun, kata dia, tindakan tegas terhadap kapal tersebut sama sekali belum disikapi pemerintah setempat. Pemerintah semestinya tidak menutup mata atas persoalan tersebut.
''Saat ini kami sudah geram dengan kapal nelayan yang masih menggunakan trawl. Jika memang tidak ada tindakan dari pemerintah, maka nelayan pantai jakat, malabero akan mengambil sikap sendiri. Kami yang bakar dan tenggelamkan atau pemerintah yang tindak tegas,'' kata Romi, kepada okezone, Minggu (13/9/2015).
Batas akhir yang diberikan kepada pemerintah, lanjut Romi, adalah penghujung September. Sebelumnya, pihak HNSI Kota Bengkulu akan melayangkan surat ke pemerintah Provinsi Bengkulu dan ke DPRD Provinsi Bengkulu.
''Kami akan layangkan surat dulu. Jika memang tidak ada sikap maka nanti nelayan akan mengambil sikap sendiri,'' tegas Romi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar