RI Selangkah di Belakang Malaysia soal Logistik
Darmin mencontohkan, saat ini Indonesia justru tertinggal satu langkah oleh Malaysia akibat negeri Jiran tersebut sudah terlebih dahulu memiliki pusat logistik berikat.
"Kita negara yang impor kapas paling banyak tiap tahun. Impornya dari Amerika Serikat. Tapi barangnya ternyata ada di Kuala Lumpur karena mereka punya pusat logistik berikat. Kenapa kita enggak bikin di sini kan," ujar Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (18/9/2015).
Menurutnya, investasi pembangunan pusat logistik tersebut menarik perhatian banyak kalangan. Terlebih lagi, dengan luas lahan yang dimiliki Indonesia, dinilai sangat relevan membangun pusat tersebut.
Dengan adanya pusat logistik berikat, Darmin mengatakan, biaya logistik dalam negeri mampu diturunkan menjadi lebih rendah. Sebab, saat ini banyak pihak selalu mengeluh mahalnya logistik dalam negeri dibanding luar negeri.
Sekadar informasi, pembangunan pusat logistik berikat telah dituangkan dalam bentuk relaksasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2009 tentang Tempat Penimbunan Berikat. Dengan revisi ini, diharapkan fungsi tempat penimbunan tersebut dapat lebih maksimal.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar