Pengusaha Penikmat "Ayam Kampus" Diperiksa Polisi
agen poker- Aparat Polresta Pekanbaru, Riau terus mengembangkan kasus prostitusi online. Dalam hal ini pihak kepolisian melakukan pemeriksaan terhadap 'pelanggan' setia prostitusi melalui jejarang sosial.
"Kasus prostitusi online yang melibatkan kalangan mahasiswi terus kita kembangkan. Kita sudah memeriksa satu penikmati prostitusi online. Dia merupakan seorang pengusaha," kata Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru AKP Bimo Ariyanto Kamis (8/10/2015).
Namun dia enggan menyebut identitas pengusaha yang dimaksud. AKP Bimo menjelaskan, pemeriksaan tidak hanya berhenti hanya satu penikmat prostitusi online, tetapi akan memanggil seluruhnya. "Semua yang terlibat dalam kasus prostitusi online akan kita periksa," tukasnya.
Selain dari kalangan 'penikmat', polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap tiga mahasiswi yang diduga jadi pelayan para lelaki hidung belang.
"Ada tiga orang penyaji (seks) dari mahasiswi yang kita periksa. Mereka saat ini statusnya masih saksi," ucapnya.
AKP Bimo mengungkapkan, dalam kasus prostitusi online, sang mucikari yakni DN memelihara 100 mahasiswi sebagai anak buahnya. Mereka sudah 'dipekerjakan' oleh DN selama dua tahun.
Modusnya ialah sang tersangka DN menawarkan foto para mahasiswi cantik itu kepada pelanggan lama maupun pelanggan baru melalui aplikasi WhatsApp, Twitter dan BlackBerry Messenger (BBM).
Tarif yang dipatok tersangka DN kepada pelanggan antara Rp2 juta sampai Rp8 juta per sekali kencan. Biasanya pelanggan dari kalangan pengusaha dan pejabat. Tidak hanya di Riau, DN juga 'memasarkan' mahasiswi ke Jakarta dan Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
"Kasus prostitusi online yang melibatkan kalangan mahasiswi terus kita kembangkan. Kita sudah memeriksa satu penikmati prostitusi online. Dia merupakan seorang pengusaha," kata Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru AKP Bimo Ariyanto Kamis (8/10/2015).
Namun dia enggan menyebut identitas pengusaha yang dimaksud. AKP Bimo menjelaskan, pemeriksaan tidak hanya berhenti hanya satu penikmat prostitusi online, tetapi akan memanggil seluruhnya. "Semua yang terlibat dalam kasus prostitusi online akan kita periksa," tukasnya.
Selain dari kalangan 'penikmat', polisi juga melakukan pemeriksaan terhadap tiga mahasiswi yang diduga jadi pelayan para lelaki hidung belang.
"Ada tiga orang penyaji (seks) dari mahasiswi yang kita periksa. Mereka saat ini statusnya masih saksi," ucapnya.
AKP Bimo mengungkapkan, dalam kasus prostitusi online, sang mucikari yakni DN memelihara 100 mahasiswi sebagai anak buahnya. Mereka sudah 'dipekerjakan' oleh DN selama dua tahun.
Modusnya ialah sang tersangka DN menawarkan foto para mahasiswi cantik itu kepada pelanggan lama maupun pelanggan baru melalui aplikasi WhatsApp, Twitter dan BlackBerry Messenger (BBM).
Tarif yang dipatok tersangka DN kepada pelanggan antara Rp2 juta sampai Rp8 juta per sekali kencan. Biasanya pelanggan dari kalangan pengusaha dan pejabat. Tidak hanya di Riau, DN juga 'memasarkan' mahasiswi ke Jakarta dan Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar