Usai Teror Paris, Dolar AS Menguat
agen poker- Mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menguat usai teror bom yang
terjadi di Paris, Prancis, akhir pekan kemarin. Tren penguatan dolar AS
terjadi meskipun pada dasarnya kinerja data-data perekonomian di AS
belum menunjukkan adanya pemulihan.
Terutama sentimen negatif melemahnya harga minyak global dan publikasi data penjualan ritel AS yang mengecewakan pasar.
Pengamat ekonomi Gunawan Benjamin menyebutkan, belanja domestik konsumen AS cenderung lesu di bulan Oktober. Penjualan ritel Oktober hanya tumbuh 0,1 persen (mom), setelah tidak meningkat di bulan September.
Sementara penjualan ritel di luar automotif (core retail sales) tumbuh 0,2 persen mom setelah melemah 0,4 persen di bulan sebelumnya.
Sementara itu harga barang dan jasa di tingkat produsen (producer price index) bulan Oktober menurun 0,4 persen mom (minus 1,6 persen yoy) setelah di bulan September juga turun sebesar 0,5 persen mom (minus 1,1 persen yoy).
"Indeks kepercayaan konsumen awal bulan November terbitan University of Michigan meningkat ke level 93,1 dari level Oktober 90, seiring membaiknya optimisme rumah tangga terhadap kondisi ekonomi saat ini dan prospeknya di masa datang,"katanya, Senin (16/11/2015).
Sementara itu data dari Jepang, lanjut Gunawan, juga tidak kalah menarik. Publikasi terbaru dari Jepang adalah GDP kuartal III-2015 yang kembali berkontraksi. Kinerja ekonomi Jepang menurun 0,2 persen qoq (minus 0,8 persen annualized) setelah di kuartal kedua juga menurun 0,3 persen qoq (minus 0,7 persen annualized).
"Penurunan laju ekonomi ini terjadi akibat kontraksi konsumsi rumah tangga dan investasi, sementara belanja pemerintah dan ekspor masih meningkat. Di sisi lain, output industri Jepang tumbuh 1,1 persen mom di bulan September, setelah naik 1 persen di bulan sebelumnya," jelasnya.
Terutama sentimen negatif melemahnya harga minyak global dan publikasi data penjualan ritel AS yang mengecewakan pasar.
Pengamat ekonomi Gunawan Benjamin menyebutkan, belanja domestik konsumen AS cenderung lesu di bulan Oktober. Penjualan ritel Oktober hanya tumbuh 0,1 persen (mom), setelah tidak meningkat di bulan September.
Sementara penjualan ritel di luar automotif (core retail sales) tumbuh 0,2 persen mom setelah melemah 0,4 persen di bulan sebelumnya.
Sementara itu harga barang dan jasa di tingkat produsen (producer price index) bulan Oktober menurun 0,4 persen mom (minus 1,6 persen yoy) setelah di bulan September juga turun sebesar 0,5 persen mom (minus 1,1 persen yoy).
"Indeks kepercayaan konsumen awal bulan November terbitan University of Michigan meningkat ke level 93,1 dari level Oktober 90, seiring membaiknya optimisme rumah tangga terhadap kondisi ekonomi saat ini dan prospeknya di masa datang,"katanya, Senin (16/11/2015).
Sementara itu data dari Jepang, lanjut Gunawan, juga tidak kalah menarik. Publikasi terbaru dari Jepang adalah GDP kuartal III-2015 yang kembali berkontraksi. Kinerja ekonomi Jepang menurun 0,2 persen qoq (minus 0,8 persen annualized) setelah di kuartal kedua juga menurun 0,3 persen qoq (minus 0,7 persen annualized).
"Penurunan laju ekonomi ini terjadi akibat kontraksi konsumsi rumah tangga dan investasi, sementara belanja pemerintah dan ekspor masih meningkat. Di sisi lain, output industri Jepang tumbuh 1,1 persen mom di bulan September, setelah naik 1 persen di bulan sebelumnya," jelasnya.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar